Musim badai Atlantik dimulai pada 1 Juni. para pengamat cuaca terus memantau kenaikan suhu laut dan tidak hanya di Atlantik.
Secara global, menghangatnya suhu permukaan laut yang dapat memicu badai kerap terjadi pada musim semi 2023. Namun, yang benar-benar penting terkait badai Atlantik adalah suhu lautan di dua lokasi: cekungan Atlantik Utara, tempat lahir dan membesarnya badai, dan Samudra Pasifik tropis bagian timur-tengah, tempat El Nino terbentuk.
Tahun ini, keduanya saling berbenturan sehingga kemungkinan besar akan saling memengaruhi dalam kondisi krusial yang dapat membuat atau meluruhkan musim badai Atlantik. Hasilnya bisa menjadi kabar baik bagi pantai Karibia dan Atlantik: musim badai yang relatif lebih ringan.
Namun, para peramal cuaca memperingatkan bahwa ramalan badai tersebut bergantung pada El Nino.
Faktor-faktor penyebab terjadinya badai
Secara umum, badai lebih mungkin terbentuk dan menguat ketika sistem tekanan rendah tropis bertemu dengan lingkungan dengan suhu lautan dekat permukaan yang hangat, kelembapan di atmosfer, ketidakstabilan, dan pergeseran angin vertikal yang lemah.
Suhu lautan yang hangat menghasilkan energi bagi badai untuk berkembang. Pergeseran angin vertikal atau perbedaan kekuatan dan arah angin antara bagian bawah dan atas badai tropis, mengganggu pembentukan konveksi–badai petir–dan membawa udara kering ke dalam badai sehingga menghambat pertumbuhannya.
Peran Samudra Atlantik
Peran Samudra Atlantik cukup sederhana. Badai mengambil energi dari air laut yang hangat. Semakin hangat suhu lautan, semakin baik untuk badai dengan catatan semua hal lain dianggap sama.
Tidak biasanya, dalam catatan terakhir Suhu Samudra Atlantik tropis sangat hangat selama musim badai Atlantik yang paling aktif. Musim badai Atlantik pada 2020 menghasilkan rekor 30 siklon tropis yang bernama. Sementara, musim badai Atlantik pada 2005 menghasilkan 28 badai, dengan rekor 15 badai di antaranya menjadi angin topan, termasuk Katrina.
Pengaruh Samudra Pasifik
Peran Samudra Pasifik tropis dalam pembentukan badai Atlantik lebih rumit.
Kamu mungkin bertanya-tanya, bagaimana suhu lautan di sisi lain Benua Amerika dapat memengaruhi badai Atlantik? Jawabannya terletak pada telekoneksi. Telekoneksi adalah rantai proses saat perubahan lautan atau atmosfer di satu wilayah menyebabkan perubahan sirkulasi dan suhu atmosfer berskala besar yang dapat mempengaruhi cuaca di tempat lain.
Salah satu pola berulang dari variabilitas iklim tropis Pasifik yang memicu terjadinya telekoneksi adalah El Niño-Southern Oscillation.
Ketika Samudra Pasifik tropis bagian timur-tengah menjadi sangat hangat, El Nino dapat terbentuk. Selama kejadian El Nino, suhu lautan atas yang hangat mengubah sirkulasi atmosfer vertikal dan timur-barat di daerah tropis.
Hal ini memulai telekoneksi dengan mempengaruhi angin timur-barat di atmosfer di seluruh daerah tropis. Pada akhirnya geseran angin vertikal terjadi lebih kuat di cekungan Atlantik. Pergeseran angin tersebut dapat meredam badai.
Itulah yang diperkirakan oleh para pengamat cuaca akan terjadi pada musim panas ini. Prakiraan terbaru menunjukkan kemungkinan 90% bahwa El Nino akan berkembang pada bulan Agustus dan tetap kuat hingga puncak musim badai pada musim gugur.
Perebutan pengaruh antara Atlantik dan Pasifik
Riset saya maupun penelitian para ilmuwan atmosfer lainnya menunjukkan bahwa Samudra Atlantik yang hangat dan Pasifik tropis yang hangat cenderung saling meniadakan satu sama lain. Ini menyebabkan musim badai Atlantik yang relatif normal.
Baik pengamatan maupun simulasi model iklim telah membuktikannya. National Oceanic and Atmospheric Administration Amerika Serikat memperkirakan pada 2023 akan terjadi 12 hingga 17 kali badai, lima hingga sembilan angin topan, dan satu hingga empat angin topan besar.
Perkiraan sebelumnya dari pengamat cuaca Colorado State University mengantisipasi musim yang sedikit di bawah rata-rata, dengan 13 badai, dibandingkan dengan rata-rata klimatologis 14,4.
Faktor lainnya yang perlu diperhatikan
Meskipun suhu tropis Atlantik dan Samudra Pasifik sering kali menjadi dasar prakiraan badai musiman yang tepat, ada beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dan dipantau.
Pertama, apakah ramalan El Nino dan penghangatan Atlantik akan terjadi? Jika salah satunya tidak, hal itu dapat menggoyahkan keseimbangan dalam tarik-menarik antara keduanya.
Pantai Atlantik seharusnya mendukung El Nino untuk berkembang sesuai perkiraan karena peristiwa semacam itu sering kali mengurangi dampak badai di sana.
Jika tahun ini Samudra Atlantik yang diperkirakan menghangat malah berpasangan dengan La Niña–kebalikan dari El Nino( dinginnya perairan tropis Pasifik)–maka hal itu dapat menyebabkan terjadinya musim aktif yang memecahkan rekor.
Dua faktor lain juga penting. Osilasi Madden-Julian (Madden-Julian Oscillation), sebuah pola awan dan curah hujan yang bergerak ke arah timur melalui daerah tropis dalam skala waktu 30 hingga 90 hari, dapat mendorong atau menekan pembentukan badai tropis. Badai debu dari lapisan udara Sahara yang mengandung udara hangat, kering, dan berdebu dari Afrika juga dapat menekan siklon tropis.
Demetrius Adyatma Pangestu dari Univeristas Bina Nusantara menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.